About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

jejak tapak yang tampak

Minggu, 08 Februari 2009

MATI APA?


Mati itu ada berapa macam?
Satu? Dua? Tiga?
Seribu?
Sejuta?
Tak hingga?

Mati itu sebenarnya akhir dari hidupkah? Atau justru awal dari hidup? Atau keduanya?

Mati-Hidup-Mati

Hmmm…
Tergantung kita melihat titik permulaannya. Kalau mau dirunut, mati dan hidup itu siklik. Tak terpisah, tak terbelah.
Sesuatu yg hidup mungkin awalnya mati.
Sesuatu yg mati mungkin awalnya pernah hidup.



Soal kamu?



Kurasa awalnya kamu mati.
Awalnya tidak ada yang hidup dari kamu. Sampai entah kenapa, kapan dan bagaimana kamu melakukannya, kamu jadi hidup. Kamu yang di mataku dulu mati, bisa tiba-tiba hidup.
Dan jujur saja, aku senang dengan ke-hidup-an mu.
Ada rasa yang berbeda.
Animo yang berlompatan dan gelisah belingsatan yang—ternyata—menyenangkan
.

Sayang,
Tapi coba kamu lihat siklus itu : MATI-HIDUP-MATI.
Mau tak mau setelah kamu sempat hidup, artinya kamu mendekati fase yang satu lagi, Satu kali lagi : MATI.

Itu akan terjadi.
Mungkin cepat, mungkin lambat.
Tapi pasti.
Karena tak ada lagi animo berlompatan.
Sudah hilang gelisah belingsatan.
Auramu memudar.
Desir itu menyingkir.

Aku butuh goncangan.
Aku butuh getaran.
Pepatah bilang : ‘air beriak tanda tak dalam’
Apa berarti ketiadaan riak itu melukiskan kedalaman yang sangat dalam
Yang sanggup menenggelamkan?

Sepertinya iya.

Pun terjadi padamu.
Kamu membawa ini terlalu dalam, sampai tak ada sedikitpun riak bergolak.

Kamu pikir, kenapa orang lebih suka lautan?
Karena di sana ada ombak.
Ombak itu menggulung, berontak, berbahaya tapi sekaligus menyenangkan, menghibur, dan melenakan.
Kamu tau, kata orang diam itu memang menghanyutkan.
Tapi sayang, aku tak mau hanyut begitu saja.
Aku butuh menggeliat, bergerak, jika perlu menerjang ombak.

Hmmm…
Kamu tau?
Kurasa yang akan mati bukan kamu.
Aku rasa aku yang akan mati sebentar lagi.
Dan rasanya aku tau mati macam apa ini.

Rasa-rasanya aku mati rasa.

0 komentar: