About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

jejak tapak yang tampak

Senin, 28 Juni 2010

esthetic surgery-uweuw O_O




Di hari Sabtu yang cerah kemaren (eh, ga kemaren banget sih ya), kebetulan saya gak punya rencana. Seperti biasa, kalo ga pulang ke Bandung tanpa plan gitu mood-booster saya salah satunya adalah nongton DVD! Selesai marathon 3 DVD (yang salah satu diantaranya horror-suspense), puyeng juga ternyata, agak mual terus-terusan nonton DVD setengah harian. Maka akhirnya, jam 2-an saya keluar kandang (kamar, ehm), abis itu ngubek kulkas, bikin sirup cocopandan dan nangkring baca tabloid di ruang tamu.

Ke manakah orang-orang rumah? Yah, berhubung di Jakarta ini saya tinggal di rumah nenek-kakek& 1 tante yang masih tinggal di atap yang sama, maka tentu saja bisa ditebak, mereka appropriate sekali buat diajak hura-hura. forget that.

Kembali ke cerita,
pas lagi asoy geboy makan jagung manis, diseling minum sirup manis, si gadis manis ini (HUEKK, yak, silakan muntah) membuka halaman demi halaman tabloid wanita yang ada di ruang tamu. Fyi, tante saya langganan tabloid sama majalah wanita tertentu. Daaan, the point is...di dalem tapbloid itu isinya bukan sulap bukan sihir, sodara-sodar. Tau isinya apa?
TAU ISINYA APAAAA? YANG DI UJUNG SANAAAAAHHH? *mendadak dangdut*

Tenang, bukan hal spekta sebenarnya. Bukan tentang Ariel-Luna-Tari yang udah bikin mules bosen manusia sejagad Indonesia, tapi INFO KECANTIKAN.
well, agak turn off ya bacanya?
Tunggu dulu. Yang mo saya bahas, belum dibeberkan.

Jadi ya...gini loh..
Di dalem tabloi ditu isinya tentang operasi kecantikan semua! Oh, ga semua deng, ada sih beberapa artikel tentang resep makanan atau minuman dan embel-embel iklan biasa. But, mostly, it tells about liposuction, face lift, and other family of surgery. Hiiii...
Serius banget di situ dibahas ampe detiiiil beserta contoh artis yang udah pernah melakukannya. Misalnya, implan payudara tuh Krisdayanti, Liposuction tuh Titi DJ, Uthe, Melly Goeslaw. Khusus yang Melly malah diceritain bahwa dia udah 2 x sedot lemak dan itu nurunin berat badannya 10 kg (tapi perasaan masih gede aja deh..sorry).

Oke, itu udah rahasia umum emang soal artis-artis yang melakukan operasi ini-ity buat penampilan. Bahkan Dominique (model itu loh, mantannya Jonathan Frizzy) udah pernah sedot lemak payudara di usia 16 ! amCRAZing!
Yang bikin saya mikir adalah, sebegitu dahsyatnya kah efek takut terlihat tua (ato ga oke deh minimal) pada wanita? okelah, kalo artis ada alesan karena buat mereka penampilan sangat MEMPENGARUHI karir (walaupun tetep wueeeh, excuse sebenarnya ya).
Nah, kalo dipikir-pikir, tabloid-tabloid macam ini konsumennya siapa? Artis? kayaknya enggak deh. Yang baca ya masyarakat pada umumnya, yang ga berhubungan dengan bling-bling ingar bingar dunia selebrita.
Liat tabloid ini, kepikir gak sih, bahwa cerita-cerita tentang operasi plastik estetik itu justru disebarkan & direkomendasikan pelan-pelan melalui propaganda yang smooth?

Suntik sana-sunti sini semakin dirasa lumrah oleh sebagian wanita (terutama di daerah perkotaan) dengan makin banyaknya ulasan tentang operasi plastik. Padahal mayan mahal loh itu. Ralat, mahaaaallll seusss

Meskipun di artikel-artikel itu juga mencantumkan efek samping, harga selangit, dan segundang konsekuensi operasi, tetepa aja saya ngerasa aroma 'ngajak' lebih kental daripada aroma 'mendingan jangan deh'.
Salah satu artikel di situ aja judulnya 'Jangan Terlalu Banyak Tertawa Setelah Face-Lifting'. Agak setres kedengerannya buat saya itu suruhan 'jangan ketawa'. Gila kaliii..

Iya sih kerut ilang, tapi kalo gara-gara facelift jadi ga boleh banyak ketawa, bukannya malah jadi bikin muka serem, aura negatif, dan secara nggak langsung justru bikin perempuan keliatan gak cantik (judes, misalnya).
Iya sih, dengan uang, tubuh bisa dipermak. Sulam alis kek, sedok lemak perut, paha, betis dagu, pipi or whateveerrr, tapi bukannya katanya kecantikan dari dalam -inner beauty- seharusnya lebyang lebih diolah. Oke, kedengeran naif ya ngomongin inner beauty hari gini (secara tampak lebih banyak lelaki yang mengagungkan ke-kece-an daripada ke-baik-an). Adalah kenyataan, bahwa perempuan semakin banyak, rasio perempuan : laki-laki makin tinggi, yang berarti persaingan makin ketat. Tapi, ih, operasi plastik bukan wujud syukur yang baik, sebaliknya, cermin unsecurance yang jelas banget.
Mending kalo operasi syalala berhasil, kalo gagal? Eh ada loh contohnya, nih : serem abisss


Wedan..
udah mahal, gagal, kayak bencong jatohnya.
amitamit naudzubillahimindzalik deehhh

gak abis pikir, segini susahnya jadi perempuan jaman sekarang.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Good dispatch and this enter helped me alot in my college assignement. Say thank you you seeking your information.